Tips Memilih Berpindah Status Karyawan Menjadi Pengusaha

Pengusaha vs karyawan-karyawan jadi pengusaha. Tips memilih berpindah status karyawan menjadi pengusaha. Ada hal yang harus dipertimbangan Ketika Kita mau melepas status karyawan menjadi pengusaha. Memilih profesi antara jadi pengusaha atau pegawai, mungkin menjadi pilihan yang sulit bagi sebagian orang. Sebuah dilema "menjadi pengusaha atau karyawan". Banyak dari Kita yang bertanya-tanya "mau jadi pengusaha atau pegawai yaa..?". Sebenarnya menjadi pengusaha atau karyawan itu sama baiknya. "Ini adalah sebuah pilihan!", pilih jadi karyawan atau wirausaha tergantung dari persiapan Kita.

Tips Memilih Berpindah Status Karyawan Menjadi Pengusaha

Pilih jadi karyawan atau wirausaha?. Dalam memilih menjadi pengusaha atau karyawan “Mindset” Kita yang pertama harus dirubah dulu. Lebih enak jadi pengusaha, siapa bilang?. Kalau Kita tinggal meneruskan bisnis keluarga atau usaha orangtua, mungkin iya. Menjadi pengusaha itu tidak semudah seperti apa yang Kita lihat. Jadi, jangan pernah berpikir bahwa pengusaha itu hidupnya enak kemudian Anda bilang "lebih enak jadi pengusaha".  Banyak dari Kita yang beranggapan, bahwa lebih enak jadi pengusaha. Karena banyak orang sering melihat rumput tetangga lebih hijau. Namun ternyata jadi pengusaha atau pegawai itu sama saja.

Menjadi pengusaha atau karyawan adalah sebuah pilihan. Enak jadi karyawan atau pengusaha itu tergantung keahlian Kita. Jadi, jika Kita membahas tentang menjadi pengusaha vs karyawan, mulai dari enak jadi karyawan atau pengusaha dan peluang sukses jadi pengusaha atau pegawai. Tentu semuanya ini memiliki kelebihan dan kekurangan, namun kenapa banyak karyawan jadi pengusaha?. Menjadi pengusaha berarti memberikan peluang bagi Kita menjadi "bos". Dan masi ada beberapa alasan mengapa meraka lebih menginginkan jadi pengusaha ketimbang karyawan.

Menjadi pengusaha atau pegawai maka kesuksesan menjadi pengusaha akan memberikan peluang bagi Anda benjadi bos. Menjadi atasan sekaligus menjadi anak buah untuk diri sendiri, ini bukanlah hal yang mudah diwujudkan. Tapi jika Anda sudah mendedikasikan diri dari karyawan menjadi pengusaha, ada banyak hal yang perlu menjadi pertimbangan Anda untuk melepas status karyawan menjadi pengusaha. Banyak para wirausaha merasa bersalah karena tidak berhenti dulu dari pekerjaannya sebagai karyawan saat memulai bisnis. Mereka kewalahan menjalankan dua peran  dan merasa tidak bisa memberikan yang terbaik bagi perusahaan yang menaunginya. Akan tetapi, Anda akan sangat disarankan untuk tidak berhenti dari pekerjaan semula hingga usaha baru Anda benar-benar menghasilkan pemasukan yang signifikan. Bagi Anda yang mengalami masa transisi antara karyawan ke wirausaha atau pengusaha, sebaiknya jangan berhenti dari pekerjaan, kecuali Anda secara financial sudah mapan. Jika Anda sudah memiliki cukup banyak dana (modal) untuk kebutuhan hidup Anda sendiri dan usaha baru Anda, setidaknya dana sudah cukup untuk  kebutuhan hidup hingga satu tahun kedepan. Maka memilih untuk berhenti dari pekerjaan sudah tepat, tapi jika secara financial Anda belum cukup maka jangan langsung berhenti dari pekerjaan semula.

Dari karyawan menjadi wirausaha dapat dilakukan jika modal sudah terkumpul, ide bisnis sudah ada dan semuannya sudah dikonsep. Maka pilih jadi karyawan atau wirausaha sudah bisa Anda pilih sekarang. Keinginan Anda untuk menjadi wirausaha atau pengusaha semakin nyata, karena lebih enak jadi pengusaha dan jalan kesana semakin terbuka untuk Anda. Apakah ini saat yang tepat bagi Anda untuk menyerahkan surat pengunduran diri sebagai karyawan?. "No, jangan terburu-buru dulu!". Untuk memantapkan keputusan akhir Anda menjadi pengusaha atau pegawai ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan Anda saat pilih jadi karyawan atau wirausaha. Agar keputasan akhir Anda bukan justru keputusan yang akhirnya hanya akan Anda sesali dikemudian hari karena kurangnya persiapan atau pemilihan waktu yang tidak tepat untuk menjadi pengusaha atau karyawan.

Memilih menjadi pengusaha atau pegawai, jika secara financial sudah cukup. Maka hal yang harus dipertimbangan kembali sebelum memilih menjadi pengusaha atau karyawan adalah "sudahkah Anda benar-benar yakin dengan pilihan Anda?". Yakinkan diri Anda dulu, jika Anda bahkan belum yakin atau tidak percaya bisa menjadi pengusaha, mungkin saat ini bukan waktu yang tepat. Anda masih membutuhkan waktu lebih untuk benar-benar melihat ke dalam diri sendiri dan mencari tahu apa yang akan membuat Anda bahagia. Sebelum Anda benar-benar mencemplungkan diri menjadi wirausaha, pastikan dulu bahwa memulai usaha Anda sendiri adalah hal yang benar-benar ingin Anda lakukan dalam hidup ini. Bukan karena terpaksa, karena banyak orang yang diam-diam menderita karena pekerjaan yang dijalaninya. Tapi ini bukan alasan yang tepat untuk Anda kabur menjadi wirausaha. Jadi, pastikan bahwa bukan karena hal ini alasanya, tapi karena Anda sudah percaya bahwa hanya dengan menjadi bos bagi  diri sendiri yang dapat menemukan kebahagiaan dan aktualisasi diri Anda. Karena menjadi pengusaha itu bukan pekerjaan yang mudah. Saat Anda sudah benar-benar yakin bahwa menjadi pengusaha memang keinginan Anda maka di saat masa sulit nanti pun Anda akan lebih bisa bertahan untuk menjadi pengusaha.

Bagaimana Kita bisa yakin bahwa sekarang adalah waktu yang tepat memilih menjadi pengusaha atau karyawan?. Menahkodai usaha sendiri itu memang butuh keberanian besar. Tapi bukan hanya asal berani saja (alias nekat), Anda juga harus tahu waktu yang tepat dan paling kondusif untuk memilih berpindah status karyawan menjadi pengusaha. Menanggalkan status karyawan kemudian beralih menjadi pengusaha penuh waktu, artinya gaji sudah tidak ada lagi masuk ke rekening Anda. Waktu yang tepat buka hanya saja soal kesiapan modal atau kematangan rencana bisnis, tapi juga kesiapa Anda menanggung semua tanggung jawab. Bahkan sebelum memulai bisnismu pun, Anda harus sudah mampu membuat keputusan secara realistis dan terbuka.

Tips memilih berpindah status karyawan menjadi pengusaha yang pertama adalah "atur strategi keuangan keluarga dan usaha yang mau dijalankan". Jika Anda sudah mampu mengatur strategi keuangan, disinilah Anda melihat diri Anda sendiri. Perbedaan entrepreneur dengan karyawan adalah mampu mengatur keuangan sendiri, baik keuangan keluarga-nya sendiri maupun keuangan usaha-nya sendiri. Sebelum resign dari karyawan menjadi pengusaha, nabunglah untuk keperluan 6 bulan. Pastikan setelah resign dari karyawan jadi pengusaha, selama 6 bulan kedepan, kebutuhan operasional rumah tangga terpenuhi (jika sudah berumah tangga), jika masih sendiri pastikan kebutuhan hidup mu sehari-hari selama 6 bulan cukup dan terpenuhi. Kemudian nabung juga untuk operasional usaha (modal) yang Anda pakai nantinya. Jika Anda tidak yakin 6 bulan usaha Anda sudah menghasilkan, ya 1 tahun lah. Sehingga selama 1 tahun Anda masih bisa bertahan dengan segala persoalan usaha yang baru Anda bangun. Karena kebutuhan operasional rumah tangga masih tetap terpenuhi walaupun usaha belum maksimal. Sehingga setelah resign dari karyawan jadi pengusaha, tidak ada pertengkaran dalam rumah tangga Anda gara-gara resign dan usaha yang dijalankan belum maksimal. Lebih bagus lagi ketika resign, usaha Anda sudah ada profit (alias usaha sudah jalan, baru Anda resign). Jadilah amphibi dulu (hidup di 2 alam) yaitu pengusaha plus karyawan, alam karyawan dan alam wirausaha jika Anda mampu.

Tips memilih berpindah status karyawan menjadi pengusaha berikutnya "Anda harus rela dan siap menambah waktu kerja". Menjadi pengusaha atau karyawan, semua pada awalnya pasti membutuhan jam kerja yang lebih banyak. Begitu juga jika saat awal membuka usaha, yang sudah pasti saat Kita di awal harus siap menambah waktu kerja untuk usaha Kita. Sudah siapkah Anda menambah waktu kerja?. Mulailah pilih jadi karyawan atau wirausaha sekarang jika sudah siap menambah waktu kerja untuk usaha Anda. Membangun usaha dari nol itu sangat menuntut semua waktu Kita, sumber daya, dan perhatian yang tidak bisa terbagi. Apalagi ketika semua hal dan keputusan penting ada di pundak Kita dan belum bisa mengalihkan tanggung jawab pada orang lain karena masih sulit dilakukan oleh orang lain. Tapi Anda harus mengerti, bahwa pengorbanan Anda untuk menambah waktu kerja memang perlu untuk pondasi usaha Anda kedepan. Percayalah, jika usaha Anda sudah berjalan dengan baik dan sukses, Anda akan memiliki keleluasaan waktu dimasa yang akan datang dan keuntungan finansial lebih akan Anda dapatkan untuk diberikan bagi orang-orang terkasih. Namun jika saat ini Anda belum siap menambah waktu kerja dan belum bisa merelakan semua kenyamanan Anda saat ini, mungkin Anda memang harus menunggu.

Tips memilih berpindah status karyawan menjadi pengusaha yang terakhir "siapkan produk dan konsep usaha". Dari karyawan menjadi wirausaha, berarti Anda sudah siap produk dan konsep usaha. Jika Anda sudah siap menjadi pengusaha atau pegawai, berarti harus "siap produk" (Anda menjadi pengusaha), "siap ilmu dan ketrampilan" (Anda menjadi pegawai). Jika Anda sudah siap menjadi pengusaha atau wirausaha berarti sudah siap dan tahu produk-nya, sudah punya oret-oretan hal-hal yang akan dilakukan nanti. Jika belum, itu sama saja Anda masih menghayal. Jika mau berbisnis, tidak harus sesuai hobi, tidak harus sesuai keinginan. Pebisnis sejati itu selalu semangat dengan apa yang dia kerjakan. "Apapun itu produknya!". Goalnya bukan pada profit-nya namun pada proses dan manfaat usaha yang terjadi nantinya. Maka tentukan dulu visi dan misi bisnis Anda dalam hidup ini. Dapat duit (profit) itu adalah bonus belaka, yang paling penting adalah hati Kita bahagia walaupun hanya dapat profit seribu perak dari usaha Kita sendiri. Punya usaha jangan tolak ukur-nya hanya profit!. Hati bahagian dan bisa bermanfaat bagi orang lain adalah yang utama.

Inilah beberapa tips memilih berpindah status karyawan menjadi pengusaha yang bisa Saya bagikan bagi Anda yang ingin memilih "menjadi pengusaha atau karyawan", enak jadi karyawan atau pengusaha. Lebih enak jadi pengusaha, kata siapa?. Menjadi pengusaha atau pegawai itu sama. Pilih jadi karyawan atau wirausaha adalah sebuah pilihan yang datang dalam hidup Kita. Artinya, jangan pernah merasa bersalah menunda rencana untuk memulai usaha jika Kita yakin semua itu demi hasil akhir yang lebih baik. Pastikan Anda memiliki disiplin diri yang tinggi untuk mampu menilai pekerjaan sendiri secara objektif dan terbuka. Penilaian tersebut sangat penting dalam menentukan berbagai keputusan penting yang harus Anda ambil sebagai karyawan menjadi pengusaha, dari karyawan menjadi wirausaha. Bagaimana jawaban Anda atas penilaian tersebut, apakah Anda memiliki disiplin diri yang tinggi?. Jika ya, beranikan diri memulai perjalanan yang memang ditakdirkan bagi diri Anda, go..go.. go.. menjadi pengusaha!.
Semoga Sukses!.





Add Your Comments

Disqus Comments