Penyebab Dolar Naik dan Rupiah Turun

Mengapa kurs rupiah bisa naik turun terhadap dolar?. Apa penyebab kurs dolar naik terhadap rupiah. Menguatnya nilai tukar rupiah disebabkan oleh sejumlah faktor baik eksternal maupun internal. Penyebab dolar naik dan rupiah turun dari faktor internal salah satunya iya sudah pasti politik. Namun ada lagi hal yang membuat pasar terus mengalami tren negatif. Yaitu keadaan masyarakat yang chaos dan gampang digiring oleh berita negatif sehingga menyebabkan keresahan sosial. Pemodal mana yang rela mengalirkan dananya ke pasar yang tidak stabil dan chaos?.

Penyebab Dolar Naik dan Rupiah Turun

Kenapa Rupiah melemah dan dollar naik terus. Apakah penyebab naik-turunnya kurs dollar terhadap rupiah?. Ada beberapa teori spekulasi yang membahas tentang pergerakan nilai mata uang yang menyebabkan dolar naik dan rupiah turun . Penyebab menurunnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar dan naik turunnya dollar terhadap rupiah dan mata uang lainnya dari faktor eksternal bisa disebabkan karena faktor capital ouflow asing, nilai ekspor dan saham menurun atau tidak stabil.

Penyebab dolar naik dan rupiah turun dari faktor internal. Terkait penyebab dollar naik dan rupiah turun, berbagai analisis beredar tentang penyebab rupiah yang melemah dan dollar naik terus.  Kondisi nilai tukar mata uang turun menggambarkan perekonomian suatu negara yang melemah. Penyebab krisis moneter nasional tahun 1998 terjadi saat masyarakat panik karena beredar isu beberapa bank akan ditutup karena kesulitan likuiditas. Ambruknya nilai Rupiah membuat rakyat panik. Masyarakat pun berlomba-lomba menarik dana tabungan dan deposito dari bank (termasuk Saya saat itu). Ada yang berhasil namun banyak juga yang gagal. 

Akibat kepanik tersebut akhirnya Bank yang kekurangan likuiditas tidak bisa menyediakan dana cash. Nasabah pun kian panik. Isu negatif tentang bank itu tersebar cepat. Hasilnya kepanikan makin menjadi-jadi. Untuk mencegah rush alias penarikan dana besar-besaran, bank menetapkan suku bunga deposito yang gila-gilaan. Deposito berjangka setahun diiming-imingi bunga hingga 70 persen. Bunga sebesar itu tentu tidak masuk akal. Kalau bunga depositonya 70 persen, berapa bunga kreditnya?. Pasti di atas bunga deposito. Katakanlah 75 persen. Pertanyaannya siapa yang akan meminjam dengan bunga tidak masuk akal?. Kalau keuntungan bersih perusahaan rata-rata hanya 15 persen hingga 20 persen, mana bisa mengembalikan bunga pinjaman?. Tetapi hanya itu yang bisa dilakukan untuk meredam penarikan dana besar-besaran.

Berhasilkah iming-iming bunga deposito 70 persen?. Tidak. Rakyat terlanjur tidak percaya. Apalagi beberapa bank kemudian dinyatakan ditutup alias dilikuidasi. Parahnya penabung tidak mendapat jaminan pengembalian dana. Jadi banyak orang jatuh miskin gara-gara menabung di bank setelah bank tersebut ditutup. Dananya hilang bersama dengan matinya bank. Apakah situasi seperti krisis moneter 1998 akan berulang lagi? Entahlah... 

Namun yang jelas, dollar akan tetap naik jika politik dalam Negeri belum membaik dan juga isu negatif yang terus disebarkan masyarat. Karena berita negatif sangat berdampak sekali terhadap kenaikan dollar. Semoga para penebar kebencian mereda. Dan semoga Indonesia baik-baik saja. Semoga Anda dan saya bukan penyebar berita negatif tapi penyebar hal-hal positif. Jadilah masyarakat yang berguna bagi Bangsa dan Negara tercinta INDONESIA ini.
"I LOVE INDONESIA".


 


Add Your Comments

Disqus Comments